Kamis, 30 Mei 2013

Sejarah Badut






Badut adalah seorang penghibur yang memoles wajahnya dengan bedak tebal dan berpakaian aneh, serta fasih memperagakan mimik-mimik lucu. Profesi badut sebenarnya cukup tua. Konon, sejak zaman Yunani kuno dan Romawi kuno.


Mereka tak hanya membuat tertawa orang-orang kaya yang stres lewat pertunjukan. Tapi juga menghibur dan mencari nafkah di jalan-jalan atau yang dikenal dengan istilah ngamen. Dengan kemampuan berpantomim dengan gerakan-gerakan slapstik yang konyol, boleh jadi merekalah salah satu penjaja hiburan jalanan tertua di dunia.

Pada abad pertengahan sekitar 500 - 1500 M  tersebutlah karakter badut yang sangat terkenal. Masyarakat Eropa kususnya Italia, mengenal badut sebagai Arlecchino  atau  Harlequin. Dipopulerkan  kelompok sandiwara yang bernama Comedia del l'arte. Kostum yang digunakan pun masih sangat sederhana, belum seheboh atau sengejreng sekarang ini.


    Arlecchino

Sedangkan busana badut seperti yang dikenal sekarang ini sesungguhnya hasil perkembangan kostum yang pernah populer di Jerman dan Inggris, sekitar abad ke 18. kala itu dandanan dan gaya Pantomim Pickellhering begitu terkenal. Cirinya baju dan sepatu gombrong, penutup kepala warna warni serta renda besar yang melingkar di seputar leher sang badut.

Pada abad ke 18 ini pula badut mulai menjadi bagian penting dari pertunjukan sirkus. Maklum aja yang namanya sirkus kan isinya akrobat yang menegangkan, nah kehadiran mahluk aneh inilah menjadi pemancing tawa dan diharapkan bisa menjadi pengendur urat saraf yang tegang. Hingga saat ini , aksi para badut tersebut menjadi mata acara yang ditunggu tunggu.

Salah satu pelopor pemakaian kostum badut modern sekaligus bintang sirkus di awal abad ke 18 M adalah karakter Jocy yang diciptakan Joseph Grimaldi. Konon kelebihan Jocy yang membuatnya dikenang dalam sejarah perbadutan adalah kemampuannya menghidupkan tokoh badut yang diperankan. Jocy tak sekedar melucu, tapi juga memainkan perasaan penontonnya lewat mimik sedih, bahkan ketakutan.


   Joseph Grimaldi

Menjelang era perfilman modern, karakter badut mengilhami banyak tokoh bisnis hiburan. Komedian Charlie Chaplin dan Buster Keaton misalnya mengadopsi spirit para badut dalam semua film bisunya. Mulailah era baru Perbadutan, dari awalnya mengamen dijalan sekarang menjadi bagian tak terpisahkan dari bisnis Hiburan.



0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More